Archive for the ‘terapi telinga’ Category

Tips Memilih Lilin Terapi Telinga (Ear Candle Theraphy)

July 21, 2009

Nyala lilin (candle light) merupakan sumber energi. Sejak dulu, cahaya Lilin digunakan di Yunani, Mesir, India, dan China dalam ritual penyembuhan penyakit atau Terapi Telinga. Cahaya merupakan salah satu bentuk radiasi elektromagnetik atau getaran energi. Terdiri atas 7 warna pokok yang memiliki panjang gelombang berbeda-beda. Unsur cahaya dan warna inilah yang kemudian dikembangkan sebagai dasar Lilin Terapi. Getaran energi cahayanya kemudian beresonansi dengan aura manusia (medan energi elektromagnetik yang menyelubungi manusia).

Penyembuhan dengan Lilin Terapi diyakini dapat menyelaraskan kembali sirkulasi energi pada tubuh yang sakit (baik sakit fisik maupun psikisnya) akibat ketidakseimbangan antara tubuh-pikiran-jiwa (body, mind, and soul). Energi dari cahaya Lilin itulah yang diharapkan akan beresonansi dengan energi penderita yang sedang tidak seimbang.

* Pilihlah lilin Terapi Telinga yang berkualitas baik agar nyalanya cukup lama sehingga manfaat yang didapatpun bias maksimal.
* Dalam satu sesi, gunakan lilin (Lilin Terapi Telinga) yang memiliki aneka ukuran dan warna. Maksudnya, jika digunakan lilin yang punya daya baker 3 jam, maka gunakan semua yang berdurasi sama. Setiap sesi setidaknya butuh waktu 20-30 menit. Sebaiknya lakukan setiap pagi atau malam hari menjelang tidur.
* Perhatikan juga perbandingansumbu dan diameter lilin. Semakin besar diameter lilin, maka sebaiknya sumbunya juga semakin besar, sehingga letika dibakar tidak menyisakan limbah.
* Lilin Terapi Telinga yang ditambahkan pengharun (lilin aromaterapi) boleh-boleh saja digunakan asalkan aroma pilihannya sejalan dengan yang dibutuhkan saat tegang, sehingga mampu memberi perasaan bahagia.

klubfuad.com

Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang

Mengatasi Telinga Berdengung

July 16, 2009

Kehidupan modern tidak lepas dari suara pekak. Pagi hari dibangunkan suara alarm, dering telepon, keluar rumah dikejutkan dengan deru truk, sirine ambulan, televisi, musik cadas, belum lagi dengung kulkas dan mesin pendingin. Ini terjadi sepanjang waktu.

Bagi penyandang tinnitus, suara-suara itu berkali lipat melengking kuat di telinga.


Tinnitus kini menjadi keluhan umum masyarakat biasa. Padahal dahulu hanya tentara pulang dari medan perang yang bisa terkena gangguan ini.


Tidak ada obat untuk tinnitus. Karena gangguan ini lebih bersifat psikologis, maka pendekatannya pun menggunakan mekanisme kejiwaan.


Sampai saat ini terapi paling menjanjikan adalah berdasarkan hasil penelitian lima tahun lalu mengenai aktifitas otak.


Dengan menggunakan pemindai yang berfungsi seperti magnetic resonance imaging (MRI), peneliti dari Amerika Serikat dan Eropa menemukan wilayah otak yang bertanggungjawab atas interpretasi suara dan emosi ketakutan yang ditunjukkan oleh mereka yang mengeluhkan tinnitus.


“Dengung suara di dalam kepala bahkan bisa amat parah pada orang-orang yang menderita gangguan pendengaran,” jelas Dr Thomas J Brozoski, peneliti dari Fakultas Kedokteran Southern Illinois University di Springfield.


Bunyi itu diibaratkan seperti menyetel radio pada gelombang yang tidak jelas dengan volume maksimal.


Di sebagian apotek dan toko obat telah tersedia perangkat seperti player MP3 yang dikembangkan oleh audiologis dari Australia, dan diproduksi oleh Neuromonics. Perangkat ini berfungsi ‘memutihkan’ suara, disetel berbeda untuk setiap tingkat gangguan pendengaran. Harganya sekitar US$5 ribu untuk pemakaian paling tidak dua jam sehari selama enam bulan.


Therapy
lain adalah menanamkan elektroda dan perangsang noninvasive magnetic. Keduanya berfungsi mengganggu gelombang dalam otak yang dihasilkan oleh dengungan tinnitus. Pasien menerima denyut setiap detik selama 20 menit.


Therapy
ini masih kontroversial dan kadang-kadang hanya berhasil pada sebagian orang saja.

http://www.inilah.com


Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang