Archive for the ‘butik baju’ Category

Memulai Bisnis Baju Hongkong (Import)

July 22, 2009

Setelah konsep dan planning bakal butik beres, yang paling penting untuk diselesaikan terlebih dulu adalah urusan legalitas usaha butik Baju kita.

Memutuskan menjual Baju import apalagi high end branded tidak semudah yang dibayangkan orang. Buying Tips ke luar negeri bukanlah hal yang menyenangkan seperti yang dibayangkan orang. Sangat melelahkan dan ada resikonya juga…apalagi jika yang dibeli Baju Hongkong high end branded yang harganya tidak murah. Survey sebelum berangkat adalah keharusan yang tidak dapat ditawar.

Pastikan juga kita membawa modal yang sangat berharga, bukan uang dollar, tetapi sepasang mata yang komersil yang dapat melihat potensi barang. Tidak semua barang yang menurut kita bagus saleable loh…. Setelah profesional, sering saya beli barang Baju Hongkong yang justru saya tidak suka, tapi saya yakin banyak orang yang suka… Kalau kita menuruti kata hati membeli semua yang kita suka, maka semua akan berakhir di lemari kita sendiri.

Untuk buying trip, diperlukan perhitungan biaya Grosir Baju yang sangat cermat, karena salah perhitungan dapat berakibat fatal dan membuat harga dagangan Grosir Baju kita tidak kompetitif.

Komponen biaya yang harus diperhitungkan secara cermat:

1. Tiket

2. Dokumen perjalanan: visa, fiskal, airport tax

3. Hotel

4. Ekspedisi

5. Overweight excess bagage

6. Akomodasi, transportasi, makan, jajan, tip, dll..

7. Bea Cukai

8. Peraturan Imigrasi negara tujuan, mis: peraturan membawa jumlah uang tunai

Sebelum berangkat, pastikan barang barang belanjaan Baju Hongkong akan kita bawa sendiri ( hand carry ) atau menggunakan jasa ekspedisi. Semuanya ada keuntungan dan kelebihan masing-masing, tergantung kebutuhan kita.

Namun saran saya, jika barang-barang (Grosir Baju Hongkong) kita adalah barang yang pergantian modelnya sangat cepat, sebaiknya tidak menggunakan jasa ekspedisi, karena bisa saja ada keterlambatan barang (Grosir Baju Hongkong) itu keluar dari pelabuhan, sehingga ketika barang sampai, tidak model lagi deh, trus kita mengalami kesulitan dalam menjualnya…

belanja-sampai-mati.blogspot.com

Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang

Tips Belanja di Butik atau Fashion Outlets

July 15, 2009

Belanja di butik

* pastikan kamu sudah tahu Busana Butik dan harga yg akan dibeli,sekaligus tempatnya…survey Fashion Outlets sangat penting disini.
* pastikan barang yg akan dibeli bahannya bukan bahan pasaran…kalo bisa bawa sample sendiri.
* coba dulu dan pastikan jatuhnya pas dibadan.
* baik baik sama penjaga Fashion Outletsnya sapa tau ada diskon tambahan.
* kalo barang yg kamu beli ada cacatnya,coba cek ke Fashion Butik apakan bisa dikembalikan ato dituker dengan barang lain.

belanja dipasar

* jaga dmopet dan barang bawaan!,satukan dalam satu tempat seperti tas pinggang,jadi lebih mudah untuk bergerak dan mudah untuk mengontrol harta mu
* jangan pakai baju yg mencolok,pakai saja kaos,jeans,sandal jepit, yg penting nyaman dipakai.
* selalu siaga!jgn sampai dibiarkan pikiranmu yg kosong dimanipulasi oleh orang orang yg mencari kesempatan dalam kesempitan.
* kamu harus benar benar mengecek barang dengan teliti,karena cahaya yg kurang terang bisa menipumu.
* kalo dipasar,siapkan tas yg besar.sehingga barang bawaanmu tidak tercecer.

Trik menawar

kalau belanja ditempat yg bisa menawar,pelajari trik ini..

* setelah melirik barang Fashion Butik yg ditawar,tanya dulu harganya.
* usahankan tetap cool,seakan akan g butuh banget dengan barang dan Fashion Busana itu.
* setelah itu…tawar dengan harga setengah dari harganya penjual Model Fashion,kemudian kalo tidak mau kamu naikkan sedikit…begitu seterusnya,misalnya harganya 100.000,kamu tawar jadi 50.000…kamudian naikkan jadi 55.000 dst
* sebaiknya jgn menawar kalo kamu tidak terlalu tertarik,karena akan menyinggung si penjual Fashion Busana
* kalo dia tetap tidak mau dengan harga yg kamu inginkan.pura pura enggak butuh.kalo beruntung dia akan memanggil kamu,dan kamu bisa dapet barang yg kamu mau.

bluefame.com

Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang

Baju Awul-Awul

July 10, 2009

Konon dinamai ‘awul-awul’ karena baju-baju itu ditumpuk begitu saja di fashion store sehingga jadi berantakan, alias awul-awulan (berantakan). Ditambah lagi jika memilih juga harus meng-awul-awul fashion busananya dari tumpukan di butik busana.

Nah, Anda yang suka jalan-jalan untuk hunting
dress korea si kawasan butik fashion, pasti pernah mampir ke showroom dadakan butik busana maupun butik fashion yang sudah permanen untuk memilih baju korea ‘kualitas impor’ berharga ‘miring’ tersebut. ‘Bisnis baju dress impor’ atau ‘baju bekas’ ini memang tumbuh subur di daerah sub-urban perkotaan, karena karakter konsumennya yang ingin tampil serba branded dengan SES (Social Economic Size) B dan C. Bahkan untuk kelas ekonomi A pun seringkali rela berdesak-desakkan, untuk mencari dress local atau aksesoris yang mereka inginkan di fashion store tersebut.

Di Indonesia sendiri, kemunculan pasar ‘
fashion busana bekas’ ini tidak berjalan merata. Pasar dress korea bekas di Sumatera, Batam, Kalimantan, dan Sulawesi misalnya, lebih dulu muncul daripada di Jakarta, Bandung, Yogya, Surabaya. Toko baju bekas di sini lazim disebut dengan toko ‘baju korea impor’ , karena memang baju dress bekas itu asalnya dibawa dalam karung-karung besar dari pelabuhan.

Jenis barang yang dijual di toko macam ini bermacam-macam, mulai dari kaos, hem, jaket, celana panjang, sampai selimut-selimut tebal dan bed cover. Harga barang-barang yang dijual di kota-kota yang dekat dengan pelabuhan, biasanya lebih murah daripada di kota-kota lain.

Pada awalnya, konsumen terbesar
dress local bekas adalah anak-anak muda. Karena selain soal knowledge, anak muda tentu lebih ter-influence dengan kultur luar negeri, dalam konteks ini, mereka lebih memilih membeli baju bekas karena ingin meniru gaya Kurt Cobain, Ramones, atau Gong Li misalnya.

Baju bekas tercatat ikut membentuk gaya subkultur anak muda yang khusus dan unik. Selain merefleksikan posisi keuangan anak-anak muda yang terbatas, juga menggambarkan gairah akan gaya pakaian-pakaian retro yang otentik dan tidak ada kembarannya. Jenis baju yang dijual di toko-toko baju bekas biasanya berjumlah terbatas, atau malah hanya tersedia sebanyak satu buah saja, sehingga terkesan lebih personal.

Di sisi lain, khalayak umum yang ikut meramaikan pasar baju bekas pada akhirnya, memiliki alasan tersendiri, di antaranya adalah soal tuntutan untuk tampil maksimal di setiap kesempatan, atau alasan ekonomis yang kerap mengurungkan niatan untuk belanja Gucci, Luis Vuitton, Prada atau Armani. Bagaimana dengan Anda?. (kpl/kcsc/bar)

http://www.kapanlagi.com/

Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang

Memadupadankan Baju Lama

July 9, 2009

DENGAN banyaknya gaya baju Bali dan aksesoris etnik dari penjual baju Bali dan penjual aksesoris yang kembali ke masa lalu, tidakkah Anda berpikir untuk memanfaatkan kembali baju-baju dan aksesoris lama dari penjual baju dan toko aksesoris Anda yang masih baik? Barangkali Anda masih menyimpan pakaian lama Anda dari toko baju Bali yang dibuat dengan bahan dan potongan yang baik, yang barangkali merupakan buatan perancang terkenal? “Saya setuju sekali bila orang membuka kopernya dan memanfaatkan pakaian lama mereka dari toko baju. Banyak perancang yang kembali ke masa lalu, bahkan tidak sedikit yang mengulang pola yang pernah mereka buat begitu saja,” kata perancang busana Samuel Wattimena. “Ini juga kesempatan buat anak-anak muda yang mulai membuka usaha baju Bali dan aksesoris etnik vintage dari penjual baju Bali ini.”

“Baju-baju lama dari pen
jual baju, vintage, pasti ada nilai lebihnya, misalnya benang yang dipakai, motif bordirnya, punya keindahan yang berbeda dari pengerjaan baru,” kata perancang muda Oscar Lawalata. Memadupadankan baju-baju lama dari toko baju Bali dengan baju baru sebetulnya bukan hal yang baru sekarang dilakukan. Di kota-kota pusat mode seperti London, New York atau Hongkong, butik-butik atau toko baju vintage bertebaran di mana-mana. Bahkan seorang Donna Karan pun mengaku senang mendatangi pasar loak karena di tempat seperti itu jika beruntung bisa menemukan baju-baju dan aksesoris dari penjual aksesoris atau toko aksesoris seperti tas yang bisa memberinya inspirasi. Joice Ma, misalnya, pemilik jaringan butik eksklusif untuk sejumlah produk desainer dunia di Hongkong yang memperkenalkan perancang seperti Giorgio Armani ke luar Eropa, termasuk salah satu yang senang berburu tas tua di butik-butik di London dan New York.

Dalam memanfaatkan barang-barang lama, kuncinya terletak pada kepekaan dan keberanian memadu-padankan. “Tidak ada patokan khusus, karena semuanya tergantung selera,” tandas Oscar yang sedang menyiapkan koleksi baru untuk label Oscar Oscar-nya. “Yang penting, pandai memadu padan. Misalnya celana jinsnya vintage sementara atasannya yang modern, atau sebaliknya.”

http://www2.kompas.com/

Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang

Tren Busana Fashion dan kepribadian

July 9, 2009

Bicara soal penampilan, mulai dari gaya rambut dan Fashion Busana, warga Tionghoa boleh dikatakan tak pernah tertinggal. Mereka selalu terlihat modis di segala suasana. Lalu gaya Fashion Busana atau dandanan siapa saja yang sering jadi acuan mereka?

“Kalau saya lebih cenderung menyukai penampilan artis-artis Taiwan dan Hongkong. Namun kalau ada artis Indonesia atau gaya tertentu yang sedang tren, biasanya saya juga mencobanya. Tapi tetap saya sesuaikan dengan kepribadian saya,” ujar Susi (20), mahasiswa Universitas Jambi, kemarin.

Wanita yang mengidolakan artis Song Hye-Gyo ini terang-terangan mengaku sering mencontoh gaya dandan artis idolanya, termasuk tatanan rambut. Secara pribadi warga Talangbanjar ini tak menampik jika gaya berbusana warga Tionghoa (Dress Korea) terlihat modis, bahkan cenderung berani.

Namun, sambung dia, semua tetap tergantung individu masing-masing. Ia mencontohkan, dirinya yang tak terbiasa mengenakan tanktop atau celana super pendek ke tempat-tempat umum. “Kalau gaya busana saya tetap seperti orang Jambi kebanyakanlah. Apalagi artis idola saya gaya berbusananya cenderung sopan,” terangnya. Lihat Butik Busana dan Butik Fashion.

Tak berbeda dengan Susi, Novi (16), pelajar SMU 9 Jambi, mengaku juga sering mencontoh gaya artis-artis Taiwan dan Hongkong dalam berbusana (Baju Dress), terlebih tatanan rambut. “Dalam model rambut, Korea dan Taiwan memang sangat maju. Tidaklah heran, mereka sering jadi acuan,” terangnya.

Meski begitu, lanjut dia, terkadang penampilannya tetap disesuaikan dengan wajah dan kepribadiannya. Ia mencontohkan, jika model rambut yang tengah jadi tren tak sesuai dengan bentuk wajahnya, ia memilih untuk tidak mengikutinya.

Pesatnya perkembangan dunia fesyen dikalangan remaja Tionghoa (Dress Korea) Jambi, juga dikatakan Sandi, Wakil Ketua Persatuan Mahasiswa Budhis Jambi (PMBJ). Meski begitu, sambung dia, soal tren tetap disesuaikan dan tergantung event.

Ia mencontohkan, saat Imlek beberapa fesyen yang digelar menampilkan tren busana Imlek. “Baju yang dikenakan menyesuaikan. Jika ada fesyen (Fashion Store) seperti Imlek, baju yang dikenakan nuansa Imlek. Jika ada fesyen nasional, pakaian yang dikenakan juga pakaian nasional atau Dress Local,” ujarnya lagi.

Untuk keseharian, kata Sandi, pakaian yang dikenakan remaja (Baju Dress) Tionghoa juga sudah campur. Kadang mengenakan busana khas Tionghoa, kadang pakaian nasional, dan kadang mengenakan pakaian yang sedang tren. Malah kadang-kadang juga berbusana batik (Dress Local). Intinya, kata Sandi, sudah berbaur.

Hal senada dikatakan Julenda, pemilik Linda Fashion Store di kompleks Ruko Abadi No 18 A Jambi. Ia mengatakan, untuk tren model Baju Korea, termasuk tren model baju remaja, sangat disesuaikan dengan momen-momen tertentu. “Biasanya busana Baju Korea yang tengah booming itu tergantung momen,” tandasnya.

jambi-independent.co.id

Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang